Lontong Kupang: Kuliner Lezat Asli Sidoarjo yang Sarat Sejarah dan Nutrisi
Jangan tertipu oleh namanya! Meskipun disebut "lontong kupang," makanan ini bukan berasal dari Kupang, Nusa Tenggara Timur, melainkan dari Sidoarjo, Jawa Timur. Sajian khas ini juga bisa ditemui di berbagai kota lain di Jawa Timur seperti Surabaya, Pasuruan, dan Malang.
Sejarawan lokal seperti Dukut Imam Widodo dan Henri Nurcahyo dalam "Sidoardjo Tempo Doeloe" menegaskan bahwa lontong kupang adalah warisan kuliner asli Sidoarjo. “Jika ada yang menjual lontong kupang di Malang atau Gresik, sudah pasti mereka adalah orang Sidoarjo! Sebab hanya Wong Sidoarjo yang bisa membuat lontong kupang yang uenak tenan,” tulis mereka. Rasanya yang manis, gurih, dan segar menjadikan kuliner ini istimewa dan sulit dilupakan.
Apa Itu Kupang?
Kupang adalah hewan laut kecil mirip kerang yang seukuran biji beras atau kedelai. Hidup di daerah pantai berlumpur, kupang kaya akan nutrisi, termasuk zat besi dan zinc yang penting untuk pembentukan sel darah merah dan metabolisme tubuh. Kandungan protein dan asam lemak tak jenuhnya membuat kupang menjadi pilihan sumber protein hewani yang lebih sehat dibandingkan makanan ringan lain seperti kerupuk atau tahu.
Ada dua jenis kupang yang biasa digunakan, yaitu kupang putih (Corbula faba Hinds) dan kupang merah (Musculitas Senhausia). Kupang putih lebih disukai karena dagingnya lebih tahan dan harganya lebih terjangkau, meski dari segi rasa kupang merah lebih unggul.
Cara Membuat Lontong Kupang
Membuat lontong kupang sebenarnya tidak sulit. Kupang dicuci bersih dan direbus hingga matang, kemudian disajikan bersama lontong, lentho (campuran singkong, kacang tolo, kelapa parut, dan bumbu), serta disiram kuah petis yang segar. Perasan jeruk nipis menambah kesegaran, dan sajian ini sering kali ditemani sate kerang serta segelas es kelapa muda. Kombinasi ini tidak hanya menyempurnakan rasa, tetapi juga dipercaya bisa mengurangi efek alergi bagi sebagian orang.
Sejarah dan Legenda Lontong Kupang
Meski asal-usul pastinya sulit dilacak, masyarakat Sidoarjo percaya bahwa lontong kupang telah ada sejak puluhan atau bahkan ratusan tahun lalu. Tradisi ini kuat di Desa Balongdowo, Kecamatan Candi, Sidoarjo, yang penduduknya dikenal sebagai penjual lontong kupang. Masyarakat setempat bahkan mengaitkan kelimpahan kupang dengan legenda Dewi Sekardadu, dewi kemakmuran yang jasadnya ditemukan oleh nelayan kupang di Balongdowo.
Setiap tahun, para nelayan menggelar upacara Nyadran di bulan Maulud sebagai bentuk penghormatan pada Dewi Sekardadu, yang diyakini menjaga ketersediaan kupang di laut agar tetap bisa dinikmati oleh warga setempat.
Kupang di Surabaya dan Sebagian Jawa Timur
Lontong kupang kini tidak hanya menjadi kebanggaan Sidoarjo, tetapi juga menyebar ke Surabaya dan sekitarnya. Dalam "Soerabaia Tempo Doeloe", Dukut Imam Widodo menyebut bahwa lontong kupang sudah lama menjadi bagian dari tradisi kuliner Surabaya. Salah satu sesepuh kota, H. Satmoko, mengenang bahwa pada masa lalu, dengan hanya satu sen, arek-arek Suroboyo sudah bisa menikmati seporsi lontong kupang untuk sarapan.
Bagi yang ingin mencoba, tak perlu khawatir soal harga. Dengan sekitar Rp17.000 saja, Anda bisa menikmati kelezatan semangkuk lontong kupang lengkap dengan es kelapa muda yang menyegarkan.
Jika berkunjung ke Sidoarjo, Surabaya, atau daerah Jawa Timur lainnya, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi lontong kupang—kuliner khas yang sangat sejarah, nutrisi, dan pastinya, rasa yang luar biasa!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar