Jumat, 13 September 2024

Kampung Batik Jetis: Menyelami Warisan Budaya dan Ekonomi Sidoarjo

Kampung Batik Jetis
Gapura Kampung Batik Jetis

Kampung Batik Jetis: Menyelami Warisan Budaya dan Ekonomi Sidoarjo

Sidoarjo, selain terkenal dengan hasil perikanan dan industrinya, ternyata juga memiliki potensi ekonomi yang luar biasa dari industri batik. Salah satu pusatnya adalah "Kampung Batik Jetis", sebuah kawasan yang sudah mempertahankan tradisi batik sejak tahun 1675. Hingga kini, membatik menjadi mata pencaharian utama warga di sana, menjadikan kampung ini sebagai ikon kerajinan batik khas Sidoarjo.

Pemerintah setempat resmi meresmikan Kampung Batik Jetis sebagai daerah produksi batik tulis khas Sidoarjo pada 3 Mei 2008. Langkah ini sebagai bagian dari upaya memperkenalkan kekayaan budaya batik Jetis kepada publik yang lebih luas.


Transformasi Motif Batik Jetis: Dari Sederhana hingga Kontemporer

Awalnya, batik Jetis dikenal dengan motif sederhana dan warna dasar yang gelap, seperti cokelat soga dan hitam. Namun, seiring meningkatnya permintaan konsumen dari wilayah pesisir yang menyukai warna cerah, batik Jetis pun mengalami evolusi. Pada era 1980-an, muncullah motif-motif modern yang lebih berwarna, seperti Beras Wutah, Kembang Bayem, dan Kembang Tebu—semua terinspirasi dari hasil bumi yang banyak ditemukan di wilayah Sidoarjo.

Kini, motif-motif tradisional batik Jetis mulai bersanding dengan desain kontemporer. Batik kontemporer, yang diproduksi lebih cepat dan dijual dengan harga lebih murah, mulai diminati pasar. Meski demikian, sebagian besar pengrajin di Kampung Batik Jetis masih setia mempertahankan motif asli sebagai warisan budaya leluhur.


Proses Pembuatan Batik Jetis: Karya Seni dengan Detail Telaten

Membuat batik tulis bukan pekerjaan sederhana. Proses pembuatan batik Jetis masih mengikuti teknik tradisional yang rumit dan membutuhkan ketelatenan. Dimulai dengan merebus kain mori dalam ramuan tumbuhan alami (proses pengkhetelan), hingga penggambaran motif di atas kain yang disebut menyorek. Setelah itu, proses nyanting dimulai, di mana lilin panas digunakan untuk menutup bagian kain yang tidak ingin diwarnai.

Tahapan selanjutnya adalah 'nembok', yang dilakukan untuk mengisi kain dengan warna dasar, sebelum dilanjutkan dengan 'nyelup' atau pewarnaan kain. Semua proses ini diulang beberapa kali untuk memastikan keindahan motif dan ketahanan warna batik. Setelah melalui berbagai tahapan, batik Jetis akhirnya dijemur di bawah sinar matahari hingga kering dan siap digunakan.


Sejarah Panjang Batik Jetis: Dari Mbah Mulyadi hingga Era Modern

Sejarah batik Jetis diwarnai oleh perjalanan panjang yang dimulai sejak abad ke-17. Konon, batik ini pertama kali diperkenalkan oleh "Mbah Mulyad", keturunan Raja Kediri yang melarikan diri dari Belanda dan menetap di Jetis. Ia kemudian memotivasi masyarakat setempat untuk menjadikan batik sebagai kegiatan ekonomi.

Pada awal abad ke-20, pengusaha batik didominasi oleh keturunan Tionghoa. Namun, lambat laun, masyarakat Jetis mulai membuka usaha batik rumahan mereka sendiri. Saat itu, batik Jetis terutama dipasarkan ke masyarakat Madura dan pesisir utara Jawa.

Pada tahun 2008, Bupati Sidoarjo meresmikan "Desa Jetis" sebagai destinasi wisata batik. Hingga saat ini, batik dari pengrajin seperti "Batik Kamsatun", "Batik Amri", dan "Batik Daun" masih terus eksis dan menjadi kebanggaan Sidoarjo.

Pesona Kampoeng Batik Jetis Sidoarjo, Corak Bunga Banyak Diminati | NU  Online Jatim 

 Keunikan Motif Batik Jetis

Salah satu hal yang membuat batik Jetis begitu istimewa adalah motifnya yang kaya akan makna filosofis. Beberapa motif yang populer antara lain:
1. Motif Burung Merak: Melambangkan pandangan hidup tentang perjalanan jiwa manusia setelah kematian.
2. Motif Beras Wutah: Melambangkan melimpahnya produksi beras di Sidoarjo, yang merupakan salah satu penghasil beras terbesar di Jawa Timur.
3. Motif Kembang Tebu: Menggambarkan masa kejayaan perkebunan tebu di Sidoarjo, yang dulu menjadi bahan baku gula.
4. Motif Kembang Bayem: Terinspirasi dari banyaknya tanaman bayam di daerah tersebut.
5. Motif Sekardangan: Melambangkan kecantikan dan keindahan, membuat setiap orang yang melihatnya terpesona.

 


Kampung Batik Jetis Destinasi UMKM Lokal di Gelaran Porprov
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa melihat karya batik tulis di Kampung Batik Jetis Sidoarjo. (Foto: Aini Arifin/Ngopibareng.id)

 



Dampak Sosial dan Budaya dari Industri Batik Jetis

Kehadiran industri batik di Kampung Jetis tidak hanya berdampak pada ekonomi, tetapi juga mempererat hubungan antarwarga. Kesadaran akan pentingnya menjaga warisan budaya semakin meningkat, dan kesejahteraan para pengrajin batik pun turut terangkat. Dengan terus berkembangnya industri ini, masyarakat Jetis kini semakin memahami nilai sejarah dan kebudayaan di sekitar mereka, menjadikannya sebagai sumber kebanggaan lokal.


Batik Jetis, lebih dari sekadar kain bermotif, adalah karya seni dengan sejarah panjang yang menghidupkan kembali cerita masa lalu Sidoarjo. Jika Anda berkunjung ke Sidoarjo, jangan lewatkan kesempatan untuk menjelajahi Kampung Batik Jetis dan merasakan langsung keindahan serta kekayaan budaya yang terpancar dari setiap helai batiknya.

Nikmatnya Lontong Kupang Kuliner Khas Sidoarjo yang Lezat dan Bergizi



Resep Lontong Kupang Khas Jawa Timur

Lontong Kupang: Kuliner Lezat Asli Sidoarjo yang Sarat Sejarah dan Nutrisi

Jangan tertipu oleh namanya! Meskipun disebut "lontong kupang," makanan ini bukan berasal dari Kupang, Nusa Tenggara Timur, melainkan dari Sidoarjo, Jawa Timur. Sajian khas ini juga bisa ditemui di berbagai kota lain di Jawa Timur seperti Surabaya, Pasuruan, dan Malang.

Sejarawan lokal seperti Dukut Imam Widodo dan Henri Nurcahyo dalam "Sidoardjo Tempo Doeloe" menegaskan bahwa lontong kupang adalah warisan kuliner asli Sidoarjo. “Jika ada yang menjual lontong kupang di Malang atau Gresik, sudah pasti mereka adalah orang Sidoarjo! Sebab hanya Wong Sidoarjo yang bisa membuat lontong kupang yang uenak tenan,” tulis mereka. Rasanya yang manis, gurih, dan segar menjadikan kuliner ini istimewa dan sulit dilupakan.
Apa Itu Kupang?

Kupang adalah hewan laut kecil mirip kerang yang seukuran biji beras atau kedelai. Hidup di daerah pantai berlumpur, kupang kaya akan nutrisi, termasuk zat besi dan zinc yang penting untuk pembentukan sel darah merah dan metabolisme tubuh. Kandungan protein dan asam lemak tak jenuhnya membuat kupang menjadi pilihan sumber protein hewani yang lebih sehat dibandingkan makanan ringan lain seperti kerupuk atau tahu.

Ada dua jenis kupang yang biasa digunakan, yaitu
kupang putih (Corbula faba Hinds) dan kupang merah (Musculitas Senhausia). Kupang putih lebih disukai karena dagingnya lebih tahan dan harganya lebih terjangkau, meski dari segi rasa kupang merah lebih unggul.

 

 


Cara Membuat Lontong Kupang


Membuat lontong kupang sebenarnya tidak sulit. Kupang dicuci bersih dan direbus hingga matang, kemudian disajikan bersama lontong, lentho (campuran singkong, kacang tolo, kelapa parut, dan bumbu), serta disiram kuah petis yang segar. Perasan jeruk nipis menambah kesegaran, dan sajian ini sering kali ditemani sate kerang serta segelas es kelapa muda. Kombinasi ini tidak hanya menyempurnakan rasa, tetapi juga dipercaya bisa mengurangi efek alergi bagi sebagian orang.

 

RRI.co.id - Nyadran Warisan Tradisi Leluhur


Sejarah dan Legenda Lontong Kupang


Meski asal-usul pastinya sulit dilacak, masyarakat Sidoarjo percaya bahwa lontong kupang telah ada sejak puluhan atau bahkan ratusan tahun lalu. Tradisi ini kuat di Desa Balongdowo, Kecamatan Candi, Sidoarjo, yang penduduknya dikenal sebagai penjual lontong kupang. Masyarakat setempat bahkan mengaitkan kelimpahan kupang dengan legenda Dewi Sekardadu, dewi kemakmuran yang jasadnya ditemukan oleh nelayan kupang di Balongdowo.

Setiap tahun, para nelayan menggelar upacara Nyadran di bulan Maulud sebagai bentuk penghormatan pada Dewi Sekardadu, yang diyakini menjaga ketersediaan kupang di laut agar tetap bisa dinikmati oleh warga setempat.


Kupang di Surabaya dan Sebagian Jawa Timur

Lontong kupang kini tidak hanya menjadi kebanggaan Sidoarjo, tetapi juga menyebar ke Surabaya dan sekitarnya. Dalam "Soerabaia Tempo Doeloe", Dukut Imam Widodo menyebut bahwa lontong kupang sudah lama menjadi bagian dari tradisi kuliner Surabaya. Salah satu sesepuh kota, H. Satmoko, mengenang bahwa pada masa lalu, dengan hanya satu sen, arek-arek Suroboyo sudah bisa menikmati seporsi lontong kupang untuk sarapan.

Bagi yang ingin mencoba, tak perlu khawatir soal harga. Dengan sekitar Rp17.000 saja, Anda bisa menikmati kelezatan semangkuk lontong kupang lengkap dengan es kelapa muda yang menyegarkan.

Jika berkunjung ke Sidoarjo, Surabaya, atau daerah Jawa Timur lainnya, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi lontong kupang—kuliner khas yang sangat sejarah, nutrisi, dan pastinya, rasa yang luar biasa!





Selasa, 10 September 2024

Delta Fishing Sidoarjo, Mancing dan Berwisata


    Jalan-Jalan ke Delta Fishing Sidoarjo

Mancing santai dengan Keluarga 

Jalan-Jalan ke Delta Fishing Sidoarjo I Update Tahun 2022


Delta Fishing merupakan tempat untuk wisata keluarga, warung lesehan dan prasmanan, kolam pemancingan, outbound, fishingedutainment, dengan luas sekitar 2Ha. Terletak di Desa Prasung Kec. Buduran Kab. Sidoarjo.

Wisata Delta Fishing di Sidoarjo merupakan tempat wisata yang harus anda kunjungi karena pesona keindahannya tidak ada duanya. Penduduk lokal daerah buduran juga sangat ramah tamah terhadap wisatawan lokal maupun wisatawan asing.

Kota sidoarjo juga terkenal akan keindahan obyek wisatanya , salah satu contohnya adalah Wisata Delta Fishing di Sidoarjo ini. Delta Fishing merupakan wahana pemancingan sekaligus tempat rekreasi bagi keluarga, lokasinya terletak di Desa Prasung, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Selain menyediakan wahana pemancingan, disini tersedia beberapa wahana permainan yang bisa pengunjung nikmati seperti flying fox, outbound, kolam renang, sepeda air dan masih banyak lagi lainnya.


Wisata Delta Fishing di Sidoarjo bisa dibilang sebuah wisata alam yang memiliki beberapa akan fasilitas dan pelayanan di antaranya Area Parkir kendaraan, Mushola, Kamar mandi / MCK,rumah makan dan masih banyak lainnya

Biaya tiket masuk di tempat wisata Sidoarjo ini tergolong sangat murah kawan hanya sekitar Rp. 5.000 pada weekday dan Rp. 6.000 pada weekend per orang. Sedangkan biaya parkir kendaraan pribadi seperti mobil bakal dikenakan biaya sebesar Rp. 5.000

 ------------------------------------------------------------------------ 

Googlemaps :https://maps.app.goo.gl/8cV5ZfyCpd24MJ1G6

 

 

SIDITA | Kolam Pancing Dan Rumah Makan Lesehan Delta Fishing

 5 Tempat Pemancingan di Jatim untuk Anda yang Bernyali Wani – Wisata Mancing

10 Cafe enak buat nongkrong di Sidoarjo

Kavling DPR di Sidoarjo telah berkembang menjadi kawasan populer dengan berbagai kafe yang menawarkan suasana nyaman dan menu beragam. Berik...